Tuesday, February 23, 2016

Renovasi dan koreksi - pekerjaan yang menggelembungkan ongkos


Pekerjaan yang baru ditangani berpotensi adanya kesalahan. Dalam membangun rumah ini,  tembok yang telah dibangun  harus dibongkar dengan alasan bahwa setelah dilihat dan ditimbang, bangunan awal tidak mendukung ventilasi dan sirkulasi udara.  Bahkan untuk suatu aktivitas rutin, tetap saja ada potensi kesalahan yang memaksa dilakukannya koreksi. Misalnya saja, material pengecoran yang tidak sesuai diketahui saat akan dibongkar dilokasi. Ini tentu saja memaksa material dipulangkan ke pabrik untuk diganti. Saya tidak mengerti mengapa justru pekerjaan yang telah dikerjakans sebagai rutinitas masih saja melakukan kesalahan.


Lebih baik terlambat sedikit daripada terlambat banyak. Memang sih, yang paling baik adalah tidak terlambat. Dengan kata lain mengantisipasi diawal untuk menghindari renovasi dan koreksi. Tetapi namanya juga masih awam, biaya kesalahan harus ditanggung.

Renovasi pertama yang dilakukan adalah pada tembok area yang kemungkinan akan basah setiap waktu dari aktivitas mandi, cuci, kakus. Tembok Area ini telah rampung 75 persen. Yang tersisa adalah pengecoran tembok sisi luar.  Lebih baik terlambat sedikit daripada terlambat banyak . Dalam situasi ini terlambat sedikit karena tembok telah hampir rampung. Harusnya tak perlu dibongkar, telah selesai dipasang. Daripada terlambat banyak berarti renovasi baru akan dilakukan saat ruang telah difungsikan. Keduanya memang punya konsekuensi. Yang konsekuensinya sedikit tentu terlambat sedikit. Jadi  Lebih baik terlambat sedikit daripada terlambat banyak.

No comments:

Post a Comment

Please leave acomment.
I`ll Reply it soon

Please leave comment. I`ll Reply it soon

Subscribe via Email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner