Sunday, February 14, 2016

Do It., Say It (DOTS)

Ada lagi cerita dari kawan.. Ini yang diceritakannya
Bolehkah aku, xxxxxxx? Begitu kataku saat ia ada dihadapanku. aku tidak tau kenapa keberanian itu muncul. Ucapanku ternyata terdengar jelas baginya. Aku bukan tipe orang yang seperti ini, meminta bantuan kepada yang lain. Tapi dalam beberapa hari terkahir memang pikiran tengah pusing.
Menyimak kembali ceritanya., Kupikir kadang memang kita tidak perlu berpikir panjang untuk melakukan sesuatu., untuk mengatakan sesuatu. Just do it., just say it. Penundaan yang terlalu berkepanjangan tanpa disadari memperpanjang masalah. Kenapa harus ditunda? Kenapa tidak langsung melangkah? Apa yang menghalangi?

Itu karena kita disibukkan dengan pikiran diri sendiri yang negative. Berpikir untuk mematangkan sesuatu memang baik.  Celakanya dalam proses perencanaan itu tanpa disadari kita menjebak diri dengan asumsi negative. Kita terlalu menghawatirkan hal buruk. Hmm.. kalau dipikir-pikir itu bukan hanya menimpa kawanku, tapi kita semua bisa berada dalam situasi yang sama. Jarang kita menekankan bahwa tindakan itu harus dilakukan segera. Kita menakut-nakuti diri sendiri.,  misalnya
  • Bagaimana bila yang dimintai bantuan menolak?
  • Apa kalimat yang harus diucapkan?
  • Apa kata orang bila tau hal itu?
  • Mau ditaruh dimana ne muka bila yang bersangkutan bercerita ke yang lain?
Seperti kisah yang disampaikan kawanku, yang dimintai bantuan  kawan ternyata memberikan respon yang baik. jadi just do it., just say it. Apapun hasilnya itu persoalan lain. Tidak ada yang tidak sia-sia kan? Setidaknya ada jawaban yang diperoleh. Dan jawaban itu membebaskan dari pengharapan semu.Asala bukan untuk suatu kejahatan, Do It., Say It (DOTS)

No comments:

Post a Comment

Please leave acomment.
I`ll Reply it soon

Please leave comment. I`ll Reply it soon

Subscribe via Email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner